Langsung ke konten utama

DOMAIN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Secara umum domain sistem informasi kesehatan dapat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan pada karektiristik integrasi sistem informasi ( Raghupathi dan Tan, 2002).

1.     Sistem Informasi yang mempunyai derajat integritasi internal yang tinggi

·         Sistem informasi rekam medis elektronik

·         Sistem informasi managemen dokumen

·         Sistem informasi farmasi

·         Sistem informasi geografis

·         Sistem pendukung pengambilan keputusam kesehatan

·         Sistem informasi eksekutif

·         Data werehouse dan daliming

2.    Sistem Informasi yang mempunyai derajat integritasi eksternal yang tinggi

·         Telemedicice

·         Internet, intranet, ekstranet

·         Sistem informasi kesehatan publik

        Pada kesempatan ini saya akan membahas 3 sistem yang ada dalam sistem Informasi yang mempunyai derajat integritasi internal yang tinggi

yaitu Sistem informasi managemen dokumen, Sistem informasi rekam medis elektronik, Sistem informasi geografis.

1.     Sistem informasi managemen dokumen

    Manajemen dokumen merupakan suatu sarana untuk menyampaikan pernyataan atau informasi secara tertulis dari pihak satu kepada pihak lainnya. Sistem informasi managamen dokumen digunakan untuk mengelola dokumen secara umum untuk mendukung management perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Sistem informasi ini tidak hanya digunakan di RS tetapi juga pada lembaga yang bertanggung jawab atas Kesmas seperti Dinkes dan departemen kesehatan.

    Sistem informasi manajemen dokumen yang akan dibahas adalah sistem informasi manajemen dokumen elektronik, yaitu suatu sistem aplikasi pengelolaan dokumen hardcopy (dalam bentuk laporan paper based) yang sudah diubah ke dalam format digital ataupun softcopy berupa file tipe doc, ppt, xls, 3gp, avi, mkv, dll, kemudian diupload ke dalam software tertentu. Dokumen yang sudah diupload tersebut kemudian dapat diakses, dicari, ditampilkan, maupun didistribusikan oleh pengguna dokumen melalui sistem ini.

Dengan penerapan sistem menajemen dokumen elektronik ini diharapkan dapat:

a)    Pengelolaan dokumen yang lebih baik

b)   Adanya salinan fisik file dokumen

c)    Menjaga keamanan dari informasi yang terkandung dalam dokumen dari bahaya yang tidak diinginkan

d)   Sebagai sarana untuk mempercepat proses pencarian dokumen

e)   Mempercepat penemuan fisik dokumen

f)    Dokumen fisik akan terjaga kelestariannya

g)   Dapat dikembangkan dengan pemanfatan dan pengelolaan dokumen dengan akses melalui internet



Karakteristik sistem manajemen dokumen elektronik adalah sebagai berikut:

a)    Capture. Capture merupakan hal penting bagi catatan dan dokumen elektronik untuk pengarsipan, retrieval dan disrtibusi sebagai solusi dokumen menajemen.

b)   Storage. Sistem penyimpanan dokumen yang dapat dilakukan dalam jangka waktu panjang dan relatif aman

c)    Index. Sistem index yang menciptakan suatu sistem pengarsipan secara terorganisisr yang dapat ditampilkan kembali secara efisien dan mudah

d)   Retrieval. Sistem perolehan kembali menggunakan informasi dokumen yang mencakup teks, index dan gambar ke dalam sistem.

e)   Access. Suatu sistem akses yang baik akan membuat hak akses secara personal apakah berada di kantor atau dapat melalui internet secara flesibilitas untuk mengendalikan akses sistem.

f)    Proses. Kerja sistem manajemen dokumen elektronik ini nanti ya dilakukan sendiri oleh pihak yang terkait.

Beberapa keuntungan dari sistem manajemen dokumen elektronik adalah sebagai berikut:

a)    Mempunyai tingkat kecepatan pencarian dokumen yang tinggi.

b)   Tingkat ketepatan yang tinggi, karena menggunakan sistem indeks, pencatatan tempat penyimpanan secara fisik dan mempunyai dokumen bayangan dalam bentuk CD-ROM.

c)    Mendukung pengelolaan dokumen.

d)   Tingkat keamanan yang tinggi.

2.    Sistem informasi rekam medis elektronik

Rekam medik adalah himpunan seluruh data yang diperoleh serta diciptakan sepanjang kontak pasien dengan sistem pelayanan kesehatan.

Sitem imformasi rekam medis elektronik atau disebut dengan virtual patient record/elektronick medical record ini digunakan untuk mengelola informasi rekam medis pasien, sehingga memudahkan dalam menelusur-balik informasi, termasuk sejarah penyakit dan tindakan medis yang pernah diterima, dan menggunakannya untuk mengambil tindakan medis yang tepat.

Karakteristik rekam medis elektronik, yaitu:

a.    Akses simultan dari berbagai tempat

b.    Tampilan data dapat dilihat dari berbagai pendekatan

c.    Data entry lebih terstruktur

d.    System pendukung keputusan

e.    Mempermudah analisis data

f.    Mendukung pertukaran data secara elektronik dan pemanfaatan data secara bersama-sama (data sharing)

g.    Dapat bersifat multimedia

Manfaat teknologi informasi dalam rekam kesehatan elektronik yang paling tinggi adalah mengurangi medical error dan meningkatkan keamanan pasien (patient safety).

Penerapan rekam medik elektronik mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya:

a.    Dapat meminimalkan  human eror, sehingga mutu pelayanan atau asuhan akan semakin baik

b.    Dapat berhubungan dengan sumber pengetahuan contohnya untuk melakukan penelitian berdasarkan data yang nyata

c.    Kemudahan penyajian data sehingga penyampaian informasi akan lebih efektif sehingga dapat memperoleh saran untuk penanganan pasien

d.    Dengan rekam medik elektronik dapat memasukkan data pasien dan memperoleh saran untuk penanganan pasien

e.    Dengan rekam medik elektronik data rutin dapat langsung diperoleh  (dalam bentuk siap olah) dari basis data rekam medik. Sedangkan data non rutin dapat dikumpulkan pada waktu pemeriksaan pasien dan dimasukkan dalam rekam medik.

f.    Efisiensi pemanfaatan sumber daya dan biaya dengan sistem penyediaan bahan (inventory) yang dapat menekan biaya penyimpanan, pemesanan barang maupun biaya stockout, manajemen utilisasi menyangkut tindakan atau prosedur yang tidak perlu, dan lain-lain.

Adapun menurut Thede (2008), kekurangan dari penerapan rekam medik elektronik adalah:

a.    Membutuhkan investasi awal yang lebih besar daripada rekam medik kertas untuk  pengadaan perangkat keras, lunak, dan biaya penunjang

b.    Waktu yang harus disediakan oleh key person dan perawat dalam mempelajari sistem dan merancang ulang alur kerja memerlukan waktu yang lama

c.    Konversi Rekam medik kertas ke rekam medik elektronik memerlukan waktu, sumber daya, tekad dan kepemimpinan

d.    Resiko kegagalan pada sistem computer

e.    Problem dalam pemasukan data oleh petugas kesehatan



3.    Sistem informasi geografis (GIS)

Secara umum, sistem ini menggabungkan gambar dan informasi.contohnya penggunaan SIG adalah untuk memonitor perkembangan sebuah penyakit yang memerlukan penanganan khusus dan cepat, seperti flu atau demam berdarah. Sistem Informasi Geografis yang terdiri dari perangkat lunak, perangkat keras, maupun aplikasi-aplikasinya, telah dikenal secara luas sebagai alat bantu (proses) pengambilan keputusan.

Sistem Informasi Georafis atau Georaphic Information Sistem (GIS) merupakan suatu sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk bekerja dengan menggunakan data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Sistem ini mengcapture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data yang secara spasial mereferensikan kepada kondisi bumi.

Komponen Sistem Informasi Geografi

a.    Perangkat keras. Perangkat keras yang sering digunakan antara adalah Digitizer, scanner,Central Procesing Unit (CPU), mouse , printer, plotter

b.    Perangkat lunak (Arc View, Idrisi, ARC/INFO,ILWIS, MapInfo dan lain lain). Data dan informasi geografi Data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara meng import-nya dari perangkat-perangkat lunak SIG yang lain maupun secara langsung dengan cara menjitasi data spasial dari peta dan memasukan data atributnya dari table-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard



Pengguna (user), Teknologi GIS tidaklah bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai kondisi nyata Suatu proyek SIG akan berhasil jika di manage dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keakhlian yang tepat pada semua tingkatan.


Fungsi SIG

Adapun fungsi -fungsi dasar dalam SIG adalah sebagai berikut :

a.    Akuisisi data dan proses awal meliputi: digitasi, editing, pembangunan topologi, konversi format data, pemberian atribut dll.

b.    Pengelolaan database meliputi : pengarsipan data, permodelan bertingkat, pemodelan jaringan pencarian atribut dll.

c.    Pengukuran keruangan dan analisis meliputi : operasi pengukuran, analisis daerah penyanggga, overlay, dll.

d.    Penayangan grafis dan visualisasai meliputi : transformasi skala, generalisasi, peta topografi, peta statistic, tampilan perspektif.

Aplikasi dan Pemanfaatan SIG

Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam mendapatkan data-data yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Sistem Informasi Geografis sebagai suatu sistem yang berbasis komputer dan memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografis, yaitu penyimpanan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhirnya dapat dijadikan acuan untuk pengambilan keputusan. SIG bisa menjadi alat yang sangat penting pada pengambilan keputusan untuk pembangunan berkelanjutan. Karena SIG memberikan informasi pada pengambil keputusan untuk analiss dan penerapan database keruangan.

REFERENSI:

Charter, Denny. 2003. Desain dan Aplikasi GIS, Geographic Information System. Jakarta, Gramedia.

Edy Prahasta, 2005. Sistem Informasi Geografis, Edisi Revisi, Cetakan Kedua. Bandung. C.V.Informatika.

Kusumadewi, Sri. 2009. Informasi Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Robert G Murdick, dkk, Sistem Informasi Untuk Manajemen Modern, Jakarta : Erlangga, 1991.

Sabarguna, Boy. 2005. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Bandung: Amanah.

Sabarguna, Boy. 2007. Master Plan System Informasi Kesehatan. KONSORSIUM Rumah Sakit Islam Jateng-DIY, Yogyakarta.

Shofari, Bambang. 2005. Pengelolaan Sistem Rekam Medik. Semarang: Perhimpunan Organisasi Profesional Perekammedikan, Informastika Kesehatan Indonesia.

Shortliffe, H. Edward. Medikal informatics : computer applications in helath care. Springer

Trihono. 2005. Arrimes Manajemen Puskesmas. CV Sagung Seto, Jakarta.



http//www. Media diknas.go.id.

http///www.GIS.com.

http//www. pu.go.id.

Komentar

  1. Roulette by Slots.io Casino Site - luckyclub.live
    Roulette by Slots.io Casino Site - Roulette is the most realistic and authentic Roulette by Slots.io Casino Site that is luckyclub.live built to make the best experience possible!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KELEMAHAN DAN TANTANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN (SIK)

Sistem informasi kesehatan merupakan salah satu bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari sitem kesehatan di suatu negara. Kemajuan atau kemunduran sistem informasi kesehatan selalu berkolerasi dan mengikuti perkembangan sistem kesehatan, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Sistem informasi kesehatan ini masayarakat juga tenaga kesehatan akan mendapatkan informasi yang akurat dan tepat dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga bisa dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Sistem informasi kesehatan memiliki banyak manfaat tapi juga punya kelemahan. Pada kesempatan ini saya akan membahas kelemahan SIK dan Tantangan SIK 1.    Kelemahan SIK Dimana ada kelebihan disitu ada kekurangan, begitupun dengan sitem informasi kesehatan. Dibawah ini beberapa kelemahan dari SIK yaitu: a.       Sumber daya manusia yang masih belum memadai, belum meratanya SDM keberbagai daerah terpencil, Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai te

KONDISI POSITIF DAN PELUANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN (SIK)

          Analisis situasi sistem informasi kesehatan dilakukan dalam rangka pengembangan sistem informasi kesehatan. Sistem informasi kesehatan bukanlah suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian fungsional dari sistem kesehatan yang dibangun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi dari level yang paling bawah. Untuk dapat mencapai hal tersebut, maka diperlukan suatu analisis dari sistem informasi kesehatan yang tepat guna, agar sistem informasi kesehatan yang dikembangkan benar-benar dapat mendukung terwujudnya visi “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”. Analisis situasi yang dilakukan salah satunya dapat menggunakan analisis SWOT. SWOT merupakan akronim dari Strength (kekuatan/kondisi positif), Weakness (kelemahan internal sistem), Opportunity (kesempatan/ peluang sistem), dan   Threats (ancaman/ rintangan/ tantangan dari lingkungan eksternal sistem). Kekuatan yang dimaksud adalah kompetensi khusus yang terdapat dalam sistem, sehingg